LAPORAN IbM (GRANT DIKTI 2014): Usaha Meningkatkan Pendapatan Nelayan Dengan Menggunakan Teknologi Keramba Jaring Apung Pada Budidaya Kerapu Di Lhokseumawe

Fadhliani, Fadhliani and Sayuti, M (2014) LAPORAN IbM (GRANT DIKTI 2014): Usaha Meningkatkan Pendapatan Nelayan Dengan Menggunakan Teknologi Keramba Jaring Apung Pada Budidaya Kerapu Di Lhokseumawe. Project Report. LPPM Universitas Malikussaleh. (Unpublished)

[img]
Preview
Text
REPOSITORY IBM 2014.pdf

Download (330kB) | Preview

Abstract

Pemerintah Kota Lhokseumawe terdiri dari 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Muara Dua, Kecamatan Muara satu, Kecamatan Banda Sakti dan Kecamatan Blang Mangat dengan luas 181,06 km2 dan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 148.301 jiwa. Pemerintah Kota Lhokseumawe berada dipesisir laut yang di pisahi dengan sungai Cunda dan memiliki sejumlah tambak ikan dan udang disekitar sungai, hal ini juga sangat memungkinkan bila diusahakan budidaya kerapu di Gampong (Desa) Pusong Lama. Gampong Pusong Lama adalah salah satu desa yang berada di pesisir kota Lhokseumawe, dan rata-rata penduduk Desa Pusong Lamaadalah Nelayan. Sebahagian besar nelayan masih menggunakan alat tangkapan tradisonal sehingga pendapatan nelayan masih belum optimal, dikarenakan hasil tangkapan dipengaruhi oleh angin laut (cuaca). Mengingat kondisi semacam ini, perlu adanya suatu usaha untuk meningkatkan ekonomi dan memerlukan mitra untuk menciptakan ipteks, bimbingan dan pemberian modal usaha.Untuk itu, perancangan teknologi keramba jaring apung untukbudidaya kerapu perlu dibuat untuk meningkatkan pendapatan nelayan.Ikan kerapu (Epinephelus Spp) merupakan salah satu hasil komoditi ekspor non migas yang sangat potensial untuk dikembangkan. Ikan kerapu banyak diperlukan untuk hidangan restoran dan hotel di seluruh dunia. Kerapu dengan ukuran hidup memiliki harga yang sangat tinggi dibandingkan dengan kerapu mati. Hongkong dan Singapura merupakan salah satu negara konsumen terbesar di Asia. Aceh memiliki potensi budidaya laut sekitar 78.503 hektar yang tersebar di 6 Daerah Tk.II yaitu Kabupaten Aceh Selatan (55.000 Ha), Aceh Timur (21.400 Ha), Aceh Barat (1.300 Ha), Simeulue (670 Ha), Aceh Besar (85 Ha), Kotamadya Sabang (48 Ha) dan Lhokseumawe merupakan daerah yang perlu digalakkan untuk menghasilkan budidaya kerapu untuk meningkatkan pendapatan ekonomi rakyat dan pendapatan daerah Pasca Gas PT.Arun NGLCo. Sementara ini, Nelayan (Mitra 1 &2) menjual hasil tangkapan ikan biasa dan kerapu umumnya dalam bentuk ikan mati dengan berbagai ukuran dan yang hidup dipelihara dalam keramba tancap sederhana.Untukitu, teknologi budidaya kerapu oleh mitra 1 & dan mitra 2 sangat diperlukan yaitu berupabudidaya sistem Teknologi Keramba Jaring Apung untuk meningkatkan pendapatan.

Item Type: Monograph (Project Report)
Subjects: T Technology & Engineering > T Technology (General)
Divisions: Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering
Depositing User: Dr. M Sayuti, ST, M.Sc
Date Deposited: 26 Jan 2016 01:25
Last Modified: 17 Jul 2016 07:53
URI: http://repository.unimal.ac.id/id/eprint/643

Actions (login required)

View Item View Item