Teungku Dayah dan Kekuasaan Panoptik

Nirzalin, Nirzalin (2014) Teungku Dayah dan Kekuasaan Panoptik. Jurnal Substantia, 16 (1). pp. 13-34. ISSN 1411-4976

[img]
Preview
Text
101-199-1-SM.pdf

Download (540kB) | Preview
Official URL: http://www.substantiajurnal.org

Abstract

Bingkai relasi sosiologis masyarakat Aceh dianyam oleh Islam. Hal ini secara sadar membentuk pertautan yang erat antara Islam dan orang Aceh. Maka signifikansi Islam dalam menggerakkan pelbagai tindakan masyarakat Aceh merupakan realitas yang tidak dapat diabaikan. Kenyataan ini terbangun dari penempatan Islam yang tidak hanya sebagai agama tetapi juga sumber pandangan dunia (worldview) dan identitas sekaligus. Posisi eksistensial Islam ini lalu memberi ruh sosiologis dalam pelbagai dinamika sosial masyarakat Aceh. Maka dapat dipahami pentas sosial Aceh baik konflik, damai maupun proses-proses pembangunan selalu saja digerakkan dan dikonektifikasikan oleh Islam. Keberadaan Islam yang mengapit erat masyarakat Aceh ini membentangkan landas tumpu bagi dominan dan determinannya teungku dayah (ulama) dalam masyarakat Aceh. Sebagai pemimpin Islam, teungku dayah dalam kenyataannya tidak hanya mengontrol transformasi sumber dasar nilai keislaman tetapi juga menentukan cara berpikir dan bertindak orang Aceh. Pelbagai aktualitas dinamika sosial meniscayakan teungku dayah sebagai aktor. Keaktoran mereka meniscayakan munculnya dukungan massif dari masyarakat. Maka pentas agama maupun sosial politik yang terus mengalami dialektika historis di Aceh tidak luput dari kehadiran teungku dayah. Berbeda dengan keaktoran sosial dari para elite lain yang pada umumnya ditindihi oleh munculnya resistensi dari kelompok-kelompok sosial yang merasa tidak sejalan dan terikat secara ideologis, keaktoran teungku dayah justeru relatif tidak terjadi fragmentasi dukungan. Soliditas massa terjaga hingga capaian kepentingan dari gerakan dapat diraih. Konstruksi realitas ini menarik untuk dikaji apa yang mendasari lahirnya kepatuhan massa terhadap teungku dayah?. Bentuk kekuasaan seperti apa yang dimiliki oleh teungku dayah sehingga kepatuhan masyarakat terhadap mereka tidak hanya didepan tetapi juga dibelakangnya?. Kedua pertanyaan mendasar itulah yang dijawab dan dikupas dalam uraian tulisan ini.

Item Type: Article
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: Faculty of Social and Political Sciences > Department of Sociology
Depositing User: Dr. Nirzalin Armia
Date Deposited: 14 May 2017 14:49
Last Modified: 14 May 2017 14:49
URI: http://repository.unimal.ac.id/id/eprint/2703

Actions (login required)

View Item View Item