Hasan, Kamaruddin (2016) PEMILUKADA ACEH 2017 DALAM PERSPEKTIF AKADEMISI (ASPIKOM-ACEH, LPPM- UNIMAL, A2C DAN BEM FISIP UNIMAL). [Image] (In Press)
|
Text
IMAGE- DIALOG ASPIKOM-LPPM UNIMAL 2016.pdf Download (674kB) | Preview |
Abstract
Kamaruddin Hasan: memaparkan momentum penting Aceh dalam pilkada 2017, juga menjelaskan tentang pentingnya pemahaman komunikasi politik secara baik, untuk menghindari konflik-konflik dalam pemilu. Dalam kontek kedaerahan, provinsi Aceh, selama kurun waktu 35 tahun lebih sejak tahun 1976-sampai sekarang 2015, Aceh senantiasa menjadi daerah yang rawan dilanda konflik termasuk konflik sosial budaya, ekonomi dan komunikasi politik. Akibat konflik tersebut menjadikan Aceh daerah yang kurang mampu mengembangkan dirinya, baik dalam segi politik, pembangunan, partisipasi masyarakat, kesejahteraan, perekonomian, sosial budaya dan pendidikan. Masyarakat Aceh menjadi terkucil, saluran komunikasi tersumbat, senantiasa dalam ketakutan dan kekhawatiran. Memang mesti diakui, dalam proses komunikasi politik misalnya sudah menjadi kebiasaan bahwa tensi politik, sosial, ekonomi di wilayah bekas konflik seperti Aceh ini, selalu memanas sampai-sampai terjadi pembunuhan seiring dengan munculnya rivalitas antara berbagai kekuatan politik, sosial dan ekonomi yang bertarung di Aceh. Dalam konteks inilah, politik kerap kali didefinisikan sebagi “who gets what and when”. Sebuah upaya untuk mencapai kekuasaan, yang sejatinya memang menarik minat banyak orang. Namun demikian diperlukan ilmu sebelum menjalan sesuatu hal, apalagi dalam konteks politik saat ini, juga yang lebih penting ilmu dalam menjalankannya. Proses komunikasi politik Aceh terbangun, ketika secara bersamaan terbangun momentun penting bagi Aceh dalam meningkatkan partisipasi keterlibatan masyarakat dan upaya mensejahterakan masyarakat. Momentum sebagai realitas sosial , budaya, politik dan ekonomi di Aceh yang sudah sepatutnya menjadi cerminan agar senantiasa mengingat, memehami, menganalisa kembali beberapa proses penting sebagai momentum fundamental dalam memperoleh solusi yang tepat bagi Aceh dalam menatap masa depan bahkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah pusat dan daerah lain. kamaruddin hasan menambahkan, terkait dengan itu, yang mendesak dilakukan sebagai langkah proaktif dan preventif untuk penyadaran publik dengan proess pendidikan politik melalui komunikasi yang baik dan benar. Penyadaran ini penting untuk tidak terpancing dengan situasi dan kondisi yang cenderung provokatif, yang memiliki potensi chaos, dengan berbagai motivasi baik politis, ekonomi, sosial, sejarah maupun psikologis.
Item Type: | Image |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) J Political Science > JA Political science (General) W Communication and Media Studies |
Divisions: | Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication |
Depositing User: | Mr. Kamaruddin Hasan, M.Si |
Date Deposited: | 27 Nov 2016 01:13 |
Last Modified: | 27 Nov 2016 01:13 |
URI: | http://repository.unimal.ac.id/id/eprint/2292 |
Actions (login required)
View Item |