Hasan, Kamaruddin (2014) MENANTI KINERJA 100 HARI PASANGAN JOKOWI-JK: NARASUMBER TALKSHOW DI RADIO SAFA 96 FM LHOKSEUMAWE. RADIO SAPA 96 FM LHOKSEUMAWE.
|
Text
02.PEMATERI TALKSHOW RADI0 SaPa 2014 Menanti Kinerja 100 Hari Pemerintah JOKOWI.pdf Download (96kB) | Preview |
Abstract
Dalam membahas Kinerja 100 HARI PEMERINTAH JOKOWI-JK, sebagai Narasumber, saya mengambil dari berbagai sumber, menganalisa dan kemudian memberikan poin-poin utama Kinerja 100 Hari Pasangan Jokowi-JK. Antara lain; Selain Konsep bernegara yang perlu diperdalam, Polarisasi hegeomoni/dominasi kekuatan kelompok dan atau partai politik tertentu perlu mendapat perhatian khsusus dalam 100 hari Pemerintah Jokowi-JK. Dengan realitas politik Indonesia yang terpolarisasi dalam dua kekuatan besar yakni PDIP dan partai koalisinya yang hanya mendulang 207 kursi di Parlemen (37 persen) dengan rincian PDIP (109 kursi), PKB (47 kursi), NasDem (35 kursi) dan Hanura (16 kursi), dan Koalisi Merah Putih (KMP) pengusung Prabowo-Hatta yang menguasai 353 kursi di Parlemen (63 persen) dengan rincian Gerindra (73 kursi), Golkar (91 kursi), Demokrat (61 kursi), PAN (49 kursi), PKS (40 kursi) dan PPP (39 kursi). Realitas politik di atas tidak boleh dianggap enteng oleh pemerintahan Jokowi-JK. Hal ini dikarenakan lembaga legislative merupakan mitra pemerintah yang sangat berperan bagi keberlangsungan program-program pemerintahan yang akan dijalankan. Indikasi yang sangat jelas dan masih sangat hangat dalam ingatan publik adalah ditetapkannya UU MD3 (MPR, DPR, DPD, DPRD) yang ditafsirkan merupakan kemenangan KMP, bahkan UU Pilkada pun dengan jelas membuktikan KMP masih sangat solid mengalahkan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang dipimpin PDIP bersama parpol-parpol pendukung. Termasuk gaya Komunikasi Politik; Communication style (The Equalitarium style/ two-way traffic of communication, Controling Style/ one-way communicators. Dua peristiwa di atas adalah fakta yang memberikan pelajaran berharga bagi Pemerintahan Jokowi-JK dan partai pengusungnya untuk memainkan peran dan stategi yang lebih baik lagi dalam menghadapi kondisi ini, karena jika tidak, ke depan program-program Jokowi-JK akan terus mendapat hambatan di Parlemen. Masalah berat lainnya dalah kualitas SDM dan tatakelola SDA, Tugas berat menanti Jokowi-JK untuk meningkatkan kualitas SDM agar Indonesia mamu menjadi bangsa yang berdaya saing tinggi. Rumusan strategi yang tepat untuk mengejewantahkan Visi Misi yang telah disusun harus ditindaklanjuti oleh program yang selaras. Dan yang terpenting dari itu semuanya tentunya diperlukan orang-orang yang tepat untuk menjalan semua rumusan dan program tersebut. Strategi pembangunan Indonesia selama ini sangat menggantungkan diri pada pada alam telah mengabaikan potensi manusia Indonesia. Empat kelas tersebut adalah Very high human development, High human development, Medium human development, dan Low human development. Indonesia dengan peringkat 121 menempati kelas medium human development. Berkomitmen meningkatkan anggaran riset untuk mendorong inovasi teknologi, dan menjadikan instansi urusan hak cipta dan paten bekerja proaktif melayani para inovator dan para inventor; Memprioritaskan pembiayaan untuk kegiataan yang berhubungan dengan penelitian pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi unggulan. pembiayaan akan diupayakan untuk diberikan secara regular, terintegrasi sesuai dengan arah pengembangan pendidikan tinggi; Mendorong pengembangan budaya teknologi dalam masyarakat, aparatur pemerintah, sekolah dan perguruan tinggi. Juga, harapan publik pada pemerintahan ini berada di posisi yang sangat tinggi (71.73%) . Bahkan lebih tinggi daripada dukungan yang diperolehan saat piplres lalu yang di tetapkan KPU (53.15%). Harapan bisa berarti positif, bisa juga negatif. Secara positif berarti dukungan publik kepada pemerintahan Jokowi – JK semakin tinggi. Secara negatif, Semakin tinggi harapan masyarakat, semakin mudah juga mereka kecewa dan tidak puas jika harapannya tak terpenuhi. Harapan dapat berbalik menjadi kekecewaan. Masyarakat yang tinggal di pedesaan, pendidikan rendah, dan ekonomi lemah adalah segemen yang paling besar menaruh harapan terhadap pemerintahan Jokowi. Ancaman-ancaman pemerintahan Jokowi-JK, antara lain: Pertama, publik kwatir Jokowi-JK tidak bisa memenuhi janji kampanye secara cepat. Setidaknya ada dua janji yang diiklan luas di koran nasional pada saat kampanye dan ini tercatat di memori publik. Pertama, janji 100 hari setelah dilantik, yaitu menerbitkan tiga peraturan presiden (a) lebih memberdayakan wong cilik, lebih menumbuhkan ekonomi, serta lebih meratakan pertumbuhannya, (b) menyelamatkan uang rakyat dengan memberantas korupsi secara lebih efektif, (c) melindungi bhineka tunggal ika dengan lebih tegas untuk semua warga negara tanpa diskriminasi. Kedua, Janji 5 Kontrak Politik yang diperluas menjadi 9 Program Nyata yang berisi mengenai program-program pro-rakyat mulai dari menaikan gaji PNS sampai dengan pendidikan dan kesehatan gratis. Kedua, publik kwatir; menjadi presiden yang lumpuh karena mayoritas parlemen dikuasai oleh koalisi merah putih. Programnya macet di parlemen. 45,60 % publik menyakini bahwa program-program pemerintah jokowi akan terhambat di DPR jika DPR didominasi koalisi merah putih. Ada 31,09 % yang percaya bahwa programnya tidak akan dihambat. Ketiga, ujian kenaikan harga BBM. Dalam perjalanan sejarah, kenaikan harga bbm selalu menuai sentimen negatif dari publik. PDIP selama ini dikenal sebagai partai yang membela wong cilik dan menentang setiap kenaikan BBM. Saat ini masyarakat yang setuju kenaikan BBM berada di angka 21.46%, dan yang tidak menyetujui sebesar 73.17%. angka yang menolak kenaikan BBM akan menjadi ancaman besar untuk tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi. Padahal secara rasionalitas ekonomi, kenaikan BBM diperlukan. Keempat: Terlalu Banyak Kompromi Politik. Partai pengusung Jokowi – JK tentu berharap ada kadernya yang duduk di pemerintahan. Sebelum pelantikan pada 20 Oktober 2014 nanti, diharapkan pemerintahan Jokowi – JK sudah siap dengan empat ancaman tersebut. Jika tidak maka harapan tinggi masyarakat akan berubah menjadi kekecewaan dan ketidakpuasan terhadap pemerintah Jokowi.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) J Political Science > JA Political science (General) W Communication and Media Studies |
Divisions: | Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication |
Depositing User: | Mr. Kamaruddin Hasan, M.Si |
Date Deposited: | 11 Aug 2016 01:32 |
Last Modified: | 11 Aug 2016 01:32 |
URI: | http://repository.unimal.ac.id/id/eprint/1770 |
Actions (login required)
View Item |