Jalalul, Said (2013) TEKNIS EVALUASI RUNWAY BANDARA MENURUT PARAMETER MARSHALL (BANDARA MALIKUSALEH LHOKSEUMAWE). 1, 1 . Biena Edukasi, Lhokseumawe. ISBN 978-602-17036-4-9
|
Text
Said jalalul Akbar - Teknis Evaluasi Runway Bandara Menurut Parameter Marshall (Banda Malikussaleh Lhokseumawe).pdf Download (595kB) | Preview |
Abstract
Transportasi dengan menggunakan pesawat udara merupakan salah satu sarana perhubungan yang cepat untuk jarak jauh dan termahal bila dibandingkan dengan bermacam jenis transportasi lainnya seperti darat dan laut. Bandara merupakan prasarana bagi transportasi udara yang dalam proses pembangunannya diperlukan disain dan perencanaan yang matang serta pengawasan yang ketat (teliti). Hal tersebut dikarenakan pesawat terbang termasuk alat transportasi yang rawan akan kecelakaan, hal ini terjadi apabila diantara konstruksi bandara seperti Runway, Taxiway, dan Apron tidak memenuhi spesifikasi seperti yang telah ditetapkan dalam syarat perencanaan bandara. Runway bandara biasanya dibangun dari suatu sistem perkerasan fleksibel yang terdiri dari tanah dasar (subgrade), subbase course, base course dan surface course. Lapisan permukaan biasanya terdiri dari aspal beton (aspal concrete) dengan masa pelayanan tertentu. Pada akhir masa pelayanan lapisan permukaan dapat dilakukan overlay sehingga runway dapat berfungsi optimal kembali. Sebelum campuran overlay digunakan di lapangan dilakukan percobaan pemadatan di laboratorium dan ditest dengan alat Marshall sehingga diperoleh parameter Marshall. Pada saat pelapisan di lapangan campuran aspal beton juga dipadatkan dan diuji kekuatannya dengan percobaan Marshall juga. Sesuai dengan ketelitian pekerjaan, mestinya nilai parameter Marshall Laboratorium dan Lapangan biasanya harus sama. Bandara Malikussaleh dibangun oleh Pertamina dan kepemilikannya ada pada PT. Arun NGL. Bandara tersebut dibangun pada tahun 1978 dengan panjang landasan pacu 900 meter dan lebar 30 meter. Pada tahun 1986 sesuai dengan kebutuhan perusahaan maka dilakukan penambahan panjang landasan pacu menjadi 1850 meter dengan lebar yang sama. Berdasarkan pada panjang landasan pacu dan jenis pesawat yang dilayani (lebar sayap dan jarak main gear terluar) sesuai yang telah ditetapkan oleh International Civil Aviation Organisation (ICAO), Bandara Malikussaleh termasuk ke dalam golongan kelas C. Adapun pesawat yang dilayani adalah pesawat terbang jenis Beach Craft dengan kapasitas penumpang 20 orang dan pesawat terbang jenis DAS 7 dengan kapasitas 40 orang. Sejak bulan Maret 2004 Bandara Malikussaleh mulai melayani penerbangan komersial sipil yang dilaksanakan oleh operator penerbangan sipil Jatayu yang menggunakan pesawat terbang jenis Boing 737 A 200 dengan kapasitas penumpang 100 orang. Disamping itu Bandara Malikussaleh juga melayani penerbangan Militer dengan menggunakan pesawat Hercules. Untuk meningkatkan pelayanan sesuai dengan kemampuan lapisan permukaan bandara, demi tercapainya nilai kekuatan, tingkat kenyamanan, tingkat keamanan dan tingkat kekedapan terhadap air maka pada tahun 2004 dilakukan perbaikan permukaan landasan pacu dengan melakukan pelapisan ulang (overlay) yang perencanaan dan pengawasannya oleh Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala dan pelaksanaan pekerjaan oleh PT. Cipta Karya Aceh yang berkedudukan di Matang Geulumpang Dua, Bireuen.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | T Technology & Engineering > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Civil Engineering |
Depositing User: | Dr. Ir. Wesli MT |
Date Deposited: | 19 Dec 2015 13:13 |
Last Modified: | 17 Jul 2016 08:05 |
URI: | http://repository.unimal.ac.id/id/eprint/175 |
Actions (login required)
View Item |