PROGRAM WORKSHOP: KURIKULUM KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI) UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, BANDA ACEH, 25 JUNI 2016

Hasan, Kamaruddin (2016) PROGRAM WORKSHOP: KURIKULUM KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI) UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, BANDA ACEH, 25 JUNI 2016. [Image] (In Press)

[img]
Preview
Text
IMAGE WORKSHOP KURIKULUM USM, PDF.pdf

Download (109kB) | Preview

Abstract

Kurikulum: antara peluang dan tangangan mahasiswa dan lulusan KPI-USM, masyarakat Global sebagai komunitas planet bumi menyadari bahwa ragam budaya, ras, aliran dan agama atau berbagai bentuk dan sistem keyakinan tertentu tidak dapat lagi dijadikan sebagai sekat yang membelenggu kreativitas dan inovasi interaksi antar sesama, isolasi sosial dengan berbagai latar belakang, sudah mengalami “pembongkaran”, termasuk dalam dunia dakwah dan atau penyiaran Islam. Penyiaran Islam yang bersendikan amar ma’ruf-nahi munkar secara fungsional memainkan peranan yang sangat penting dalam mengontrol perilaku kehidupan umat Islam dan manusia secara keseluruhan khususnya di Aceh termasuk dalam literacy media bagi generasi muda. Perputaran roda kapitalisme global dengan “libido/syahwat” pasar bebasnya yang teramat kencang, mulai membuat benteng pertahanan ruhiyah dan spirit dakwah/penyiaran Islam yang teramat luhur tersebut, mulai pudar perlahan karena mentalitas dan pondasi kepribadian pelakunya tak sekuat Penyiaran Islam itu sendiri. Untuk itu, tambah kamaruddin, dalam me-review kurikulum komunikasi dan penyiaran Islam perlu dipahami dengan benar tentang filsafat ilmu; Antologi, Epistimologi keilmuan termasuk studi Aksiologi. Selain itu, dosen, mahasiswa dan civitas akademika mesti menguasai teknologi komunikasi dan informasi. Bagaimana mengintegrasikan antara Ilmu dan Islam. Misalnya secara epistimologi kajian Komunikasi dalah Broadcasting, Jurnalistik, managemen media dan lain-lain, maka Penyiaran Islam mesti menjadi core Values dengan perspektif Islam. Termasuk didalamnya mensinergikan pendekatan teologis-normatif dan histories-empiris dengan memadukan paradigma Sains dan Islam, sehingga tidak ada dikotom diantara keilmuan dan keislaman, dilakukan dengan melalui interaksi dialog yang kreatif diantara komponen-komponen dengan acuan dasar filsafat Ilmu. Paradigma dalam menyusun kurikulum komunikasi dan penyiaran Islam (KPI), jelas mesti didasari kepada Al-Quran dan Sunnah sebagai sumber Epistemologi sebagai cara memperoleh Ilmu Pengetahuan melalui proses Persepsi Indrawi, Kalbu/akal, Wahyu/Ilham). Sehingga akan tampak dalam kurikulum adanya penggabungan antara studi Tekstual dan kontekstual. Pemahaman domain komunikasi, subdomain penyiaran/media dan Islam sebagai warna nilai yang menjiwai dan memandunya. Dalam matakuliah teori-teori Komunikasi misalnya, jika bidang komunikasi umum berbicara dari sudut tingkatan dan level-levelnya, maka dalam KPI perlu ada tambahan kontemplasi nilai-nilai keislaman pada teori-teori tersebut. Berkaitan dengan kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Kamaruddin Hasan, menyebutkan bahwa Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian pembelajaran KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi dan kompetensi tenaga kerja Indonesia yang menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang disesuaikan dengan struktur di berbagai sektor pekerjaan. Merupakan kualifikasi perwujudan mutu dan jati diri Bangsa terkait dengan sistem pendidikan, sistem pelatihan kerja serta sistem penilaian kesetaraan capaian pembelajaran (learning outcomes), yang dimiliki untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang bermutu dan produktif. Merupakan sistem yang berdiri sendiri dan merupakan jembatan antara sektor pendidikan dan pelatihan untuk membentuk Sumber Daya Manusia berkualitas dan bersertifikat melalui skema pendidikan formal, non formal, in formal, pelatihan kerja atau pengalaman kerja. Yang disepakati bersama, disusun berdasarkan ukuran hasil pendidikan dan/atau pelatihan yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja. Pendidikan Tinggi merupakan salah satu unsur yang berperan penting dan bertanggung jawab atas upaya pemberdayaan Sumber Daya Manusia yang kreatif, inovatif dan produktif. Sehingga mampu mandiri dan bersaing dalam menghadapi peluang dan tantangan di era globalisas termasuk MEA. Bisa kita bayangkan, bagaimana data dari ASEAN Competitive Inbox, bahwa tingkat pendidikan kita Indonesia berada di peringkat kelima. Masih kalah jauh dari negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Tingginya biaya pendidikan kita membuat tak banyak masyarakat yang mampu mengenyam pendidikan. Meskipun, sudah menjadi rahasia umum bahwa setidaknya harus menjadi lulusan sarjana untuk mendapat pekerjaan yang layak. Mesti ada sinergisitas antara kurikulum ilmu komunikasi umum dengan komunikasi dan penyiaran islam (KPI), juga diharapkan semua penyelenggaran jurusan Ilmu Komunikasi, termasuk komunikasi dan penyiaran yang ada di Aceh untuk segera melakukan review kurikulum.

Item Type: Image
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
W Communication and Media Studies
Divisions: Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication
Depositing User: Mr. Kamaruddin Hasan, M.Si
Date Deposited: 25 Jul 2016 22:50
Last Modified: 25 Jul 2016 22:50
URI: http://repository.unimal.ac.id/id/eprint/1690

Actions (login required)

View Item View Item