Banda Aceh, Madinah Baru?

Fasya, Kemal (2011) Banda Aceh, Madinah Baru? In: Pluralisme, Dialog, dan Keadilan : Tantangan Demokrasi dalam Negara Republik Indonesia. Institut DIAN/Interfidei, Yogyakarta. ISBN 979-8726-08-1

[img]
Preview
Text
(10) Islam dan Demokrasi - Dian Interfidei.pdf

Download (192kB) | Preview

Abstract

Praktik Syariat Islam keras di Aceh adalah dilema bagi harmonisasi dunia Islam dan demokrasi. Pilihan “Syariat keras” dengan pemberlakuan qanun (perda) hukum cambuk dan wacana hukum rajam bagi tindak pidana seksual telah menubuhkan kesan Islam sebagai alat politik dibandingkan media keselamatan seluruh umat (maslahah mursalah). Hal ini tentu tak lepas dari sejarah konflik yang telah mendera Aceh selama beberapa dekade, sehingga rekonstruksi Syariat Islam yang kaffah tidak bisa berjalan dengan baik. Sejarah konflik pada awalnya berasal dari konflik vertikal-negara, telah turun menjadi konflik horizontal-masyarakat-etnis yang membunuh nilai-nilai persahabatan, kemuliaan, dan permaafan, serta ikut menyelinap dalam praktik Syariat Islam. Tawaran tentang Islam kultural sebenarnya bukan hal baru bagi Aceh. Tradisi Islam yang berangkat dari kearifan lokal, adat, dan reusam, pernah hidup di Aceh, sebelum remuk oleh konflik. Ingatan inilah yang harus ditumbuhkan agar Aceh tidak makin terisolasi oleh dunia Islam dan perkawanan global karena sikap introvert dan tanpa kompromi.

Item Type: Book Section
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BA Islam
B Philosophy. Psychology. Religion > BA Islam > IS Islamic Studies
Divisions: Faculty of Social and Political Sciences > Department of Anthropology
Depositing User: Mr. Teuku Kemal Fasya
Date Deposited: 17 Jul 2016 15:45
Last Modified: 17 Jul 2016 15:45
URI: http://repository.unimal.ac.id/id/eprint/1608

Actions (login required)

View Item View Item