Dalam Keriput yang Tak Usang; SUARA PEMUDA DAN JALAN PANJANG PERDAMAIAN ACEH

Zubaidah, Djohar, ed. (2019) Dalam Keriput yang Tak Usang; SUARA PEMUDA DAN JALAN PANJANG PERDAMAIAN ACEH. Unimal Press. ISBN 978 – 602 –464- 084-2

Preview

Text [Zubaidah Djohar] DALAM KERIPUT YANG TAK USANG.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Aceh dan sejarah konflik bukanlah sebuah nama. Bukan pula sekedar kenangan pahit, apalagi sedu sedan tak bertuan. Sudah panjang usianya. Sudah tak terhimpun luka yang ditinggalkan. Dalam, dan penuh guratan tajam, berkerut dimakan waktu. Meninggalkan nyeri di setiap pahatannya. Genangan luka telah menjelma bangunan megah. Jeritan yang tenggelam di pekat konflik, ditelan lambung politik tak beretika. Keranda kematian yang tak pernah pulang, telah berganti panggung-panggung suci kemunafikan. Luka yang terlihat, tak disembuhkan. Luka yang tampak, dianggap tiada. Luka yang terkatakan, dibisukan. Luka yang tak mudah bersuara, ditelan hiruk pikuk damai tak bernadi. Ya. Damai yang kini tak bayi lagi, tidak merangkak lagi, sudah mampu berlari kencang, melompat, berayun, meniti tebing-tebing kehidupan. Namun, ingatannya telah menua di benak pengabaian‒ pengingkaran. Para pemikul keranda terseok-seok memoles tanda cinta, bertenaga ketika berpesta pora “atas nama”. Iming-iming surga neraka dibawa serta, lalu dijadikan penangkal untuk mereka yang dianggap ingkar. Damai yang mendadak ringkih kian senja, kian keriput dimakan alpa, tetap saja bukan jalan surga yang digaungkan. Damai yang bergelimang di kubangan nyeri. Damai yang butuh pembersihan diri setelah luka panjang yang tak kunjung usai.

Actions (login required)

View Item