ASEAN: Episentrum Pertumbuhan Dunia

Abdurrahman Puteh, Al Chaidar (2023) ASEAN: Episentrum Pertumbuhan Dunia. MATA KATA INSPIRASI, Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Buku _ASEAN Episentrum Pertumbuhan Dunia.pdf

Download (14MB) | Preview

Abstract

uku ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, keterlibatan, dan kontribusi masyarakat Indonesia melalui tulisan terkait isu-isu internasional kontemporer. Selain itu, kolaborasi tulisan juga bertujuan agar masyarakat kembali membaca, merenung, dan memikirkan suatu fenomena serta mencoba mencarikan jalan keluarnya. Apa jalan keluar yang muncul sangatlah ditentukan oleh sejauh mana bacaan, perhatian, pengalaman, dan juga kedalaman kontemplasi sang penulis terhadap isu tersebut. Apa yang disebut sebagai ‘dalam’, tidak semata dilihat dari panjang-pendeknya sebuah tulisan, akan tetapi dari sejauh mana sang penulis dapat mencermati dan mengelaborasi isu-isu terkait dengan melihatkan segenap potensinya- -penglihatan, pendengaran, dan hati nurani. Terlepas dari ‘kedalaman relatif’ tersebut, semua kontribusi gagasan dalam buku mendapatkan apresiasi dan kesempatan yang sama untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Kami berpandangan bahwa semua tulisan yang ada dalam buku ini adalah positif, menarik, dan patut untuk dikembangkan lebih lanjut dalam berbagai publikasi. Inisiatif penyusunan buku ini tidak terlepas dari inisiatif sebelumnya, yakni buku yang disusun dalam rangka menyukseskan presidensi G20. Buku dwi-bahasa (8 jilid, masing-masing 4 jilid) tersebut berjudul Pulih Bersama Bangkit Perkasa & Recover Together Recover Stronger (Perpusnas Press, 2022), dan diluncurkan di Perpusnas RI, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta (Senin, 13/10/2022). Peluncuran buku dihadiri oleh Kepala Perpusnas RI, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, para pejabat dari berbagai kementerian dan lembaga serta para penulis. Selain peluncuran, konten buku tersebut juga didiseminasi melalui International Conference on Indonesia and Global Affairs (ICIGA) yang berlangsung di beberapa lokasi seperti Gedung BRIN, Gedung ITS Tower, Universitas Paramadina, Gedung DPRD DKI Jakarta, dan sebuah hotel di Bendungan Hilir, Jakarta: Eightin. Buku juga disebarkan ke berbagai institusi, salah satunya ke Library of Congress, perpustakaan terbesar di dunia di Washington, D.C. Setelah G20, Indonesia menjadi Ketua ASEAN. Inisiatif untuk membuat buku pada event Indonesia sebagai chairman ASEAN pun muncul. Awalnya, lebih 500 calon penulis bergabung dalam Grup Whatsapp, dari Indonesia dan negara tetangga. Namun, hingga tenggat waktu, hanya lebih 180 penulis yang berhasil mengirimkan karyanya. Angka tersebut menurut kami sangat luar biasa, sebab sejauh ini belum ada inisiatif masyarakat sipil untuk menyukseskan ASEAN yang menerbitkan kumpulan tulisan sebanyak itu. Begitu juga dengan inisiatif sebelumnya, belum ditemukan adanya inisiatif masyarakat sipil yang mengumpulkan ratusan penulis untuk berkontribusi gagasan dalam satu buku. Kedua buku tersebut bersifat khas dan menjadi ‘kebaruan’ dalam keterlibatan masyarakat terhadap event internasional melalui tulisan. Sebagai inisiator dan editor, kami mencermati tulisan yang ada yang menunjukkan keragaman. Keragaman tersebut disebabkan oleh sejauh mana keterlibatan penulis dalam isu tersebut, serta sejauh mana pula bacaan, renungan, dan jam terbang penulis isu-isu ASEAN. Di antara tulisan ada yang tidak banyak diedit, sebab kontennya telah kaya dan mendalam, akan tetapi yang lainnya ada yang diedit pada judul, pendahuluan, isi, referensi, hingga biodata penulis. Ada konten yang terlalu sarat informasi, olehnya itu beberapa bagian dipindahkan ke catatan kaki; ada yang dipangkas karena terlalu panjang, serta ada yang ditulis ulang agar gagasan utamanya dapat ditangkap oleh pembaca. Perbaikan typo adalah keniscayaan, sebab tak jarang ada tulisan yang disingkat (seperti ‘yg’ diganti yang), serta pembenahan agar struktur tulisan lebih mantap. Menjelang finalisasi, kami sempat menghubungi beberapa orang peminat untuk mengirimkan naskahnya. Semata�mata agar kesempatan untuk bergabung dalam ‘kafilah penulis’ ratusan orang ini betul-betul menjelma. Hal itu kami lakukan sebab hadirnya semangat kebangsaan untuk gotong-royong, yang tercermin dalam sila ketiga Pancasila, yakni Persatuan Indonesia. Terkadang, kita memang perlu berkompromi sebab ada banyak orang yang berminat akan tetapi belum sempat menuntaskan tulisannya pada tenggat yang ditentukan. Kesadaran fleksibel seperti ini kami dapatkan xvi ASEAN Episentrum Pertumbuhan Dunia setelah melalui serangkaian pengalaman menjadi inisiator, editor, dan ketua tim. Bahwa, kebersamaan itu baik, bahkan penting. Serta, itu Indonesia banget. Terkait dengan referensi, pada awalnya panduan penulisan meminta agar tiap penulis mencantumkan referensi. Ada yang mencantumkannya dengan lengkap, menggunakan reference manager, namun ada yang tidak sempat mencantumkannya. Untuk buku ilmiah, referensi itu mutlak ada. Namun, untuk buku ‘gagasan masyarakat’--yang sangat beragam--dibutuhkan sekali lagi kompromi. Olehnya itu, kami tetap memasukkan tulisan yang tanpa referensi dengan asumsi bahwa tulisan tersebut sangat mungkin adalah gagasan awal, gagasan lepas, gagasan orisinal, atau gagasan sementara, yang suatu saat nanti dapat dikembangkan dalam berbagai tulisan lainnya. Kami menyadari bahwa tulisan para pemimpin bangsa, terutama yang di media massa, lebih banyak analisis dan kontemplasi, dan tidak begitu berpusing dengan referensi. Semangat tersebut kami tetap jaga, namun kami tetap berharap agar seiring waktu referensi dapat dimasukkan dalam tulisan selanjutnya. Atas terbitnya buku ini, dari lubuk hati terdalam kami mengucapkan terima kasih kepada semua penulis yang telah berkontribusi bagi buku ini. Menuangkan gagasan dalam tulisan memang tidak mudah, akan tetapi semua akan jadi mudah jika kita telah memulai langkah pertama. Kami berharap agar silaturahmi gagasan ini dapat terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan dalam berbagai jenis silaturahmi lainnya untuk sama-sama belajar, bertumbuh, berkembang, dan berkontribusi bagi Indonesia dan masyarakat dunia. Terkhusus, kami ingin mengucapkan terima kasih juga kepada keluargaku yang mendukung hingga berbagai inisiatif ini dapat berjalan dengan baik. Kami berharap semangat untuk bersinergi dan berkontribusi dalam tulisan dapat terus kita jaga, rawat, dan kembangkan hingga pada tingkat yang bermakna. Semua kita pada saatnya harus mengambil inisiatif untuk menciptakan sesuatu, at least berkontribusi untuk hadirnya sesuatu. Inisiatif untuk menciptakan yang tidak ada menjadi ada, adalah salah satu kecerdasan manusia yang tidak dimiliki makhluk lainnya. Tumbuhnya peradaban dunia di Barat atau di Timur, semata-mata karena ada inisiatif, inovasi, serta kolaborasi masyarakat untuk menciptakan peradaban tersebut. Pemikir Aljazair Malik Bennabi (1905-1973) menyebut ada tiga faktor kelahiran peradaban, yakni manusia, tanah, dan waktu. Jika dapat ditambahkan, satu faktor lagi adalah kerja sama atau kolaborasi. Sekumpulan manusia tidak akan memberikan arti jika tidak ada kerja sama di dalamnya. Kerja sama itulah yang menjadi spirit kita dalam sila Persatuan Indonesia sebagaimana yang telah diejawantahkan oleh para pemuda pada 1928, kemerdekaan 1945 hingga saat ini. Keberanian para pemuda di masa lalu adalah inspirasi yang patut kita jaga untuk kontribusi kita bagi bangsa. Bung Karno, Bung Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, Pak Natsir dan seterusnya adalah para penulis yang tulisan (serta aktivisme) mereka berdampak bagi kebangsaan kita. Pembagian 5 bagian 23 bab semata-mata didasari oleh kecenderungan tulisan. Setelah membaca tulisan masuk di email aseanwriters@gmail.com, kami kemudian memetakan tulisan-tulisan tersebut. Bisa jadi ada irisan yang sama antara satu dan lainnya, sebab terkadang satu tulisan membahas beberapa aspek sekaligus atau karena sifatnya yang umum jadi dapat dimasukkan di bagian mana yang kita anggap penting. Pembagian siapa di depan dan siapa di belakang semata-mata karena faktor waktu, yakni siapa yang cepat dibaca itulah yang lebih cepat dimasukkan; tapi pada beberapa tulisan memang dipertimbangkan mana yang paling pas untuk berada di bagian depan. Siapa yang depan dan siapa yang di belakang dapat juga dimaknai sebagai satu tulisan pamungkas dari bab tersebut. Buku ini adalah hasil dari sinergi dan kolaborasi kita semua. Tidak sempurna tentu saja, akan tetapi langkah pertama telah dijalani. Besar harapan agar langkah selanjutnya dapat semakin baik, berdampak, dan bermakna. Selamat membaca.

Item Type: Book
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Faculty of Social and Political Sciences > Department of Anthropology
Depositing User: Dr. Al Chaidar Abdurrahman Puteh
Date Deposited: 30 May 2024 09:04
Last Modified: 30 May 2024 09:04
URI: http://repository.unimal.ac.id/id/eprint/7726

Actions (login required)

View Item View Item