• Pilih Jaringan RRI   

RRI News Portal

Ruang Publik

Pakar Sebut Penyimpangan Akidah Terjadi Karena Salah Pola Pendidikan

4 February
15:47 2016
0 Votes (0)

KBRN, Lhokseumawe : Pakar Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh (Unimal) Kabupaten Aceh Utara, Kamaruddin Hasan, mengaku prihatin menyaksikan kondisi bangsa yang semakin carut marut disegala lini kehidupan masyarakat.

Penyimpangan terjadi dimana-mana, baik akidah agama sampai kepada penyimpangan perilaku pemimpin maupun rakyat jelata. Dari banyak analisa – analisa yang dilakukan pihaknya di kampus terhadap berbagai persoalan sosial kemasyarakatan, penyebab berbagai penyimpangan tersebut bisa terjadi karena pola pendidikan yang salah.

"Pendidikan lebih mempresure pada kemampuan otak peserta didik. Sekolah, Pesantren, sampai Peguruan Tinggi, masih berorientasi bila mendapat nilai dan IPK bagus, maka dianggap sudah oke. Pendidikan, sudah melupakan tentang pentingnya potensi hati, untuk membentuk karakter seseorang," terang Kamaruddin kepada RRI, Kamis (04/02/2016).

"Karena pola pendidikan yang kurang tepat sasaran itu, maka yang terjadi sekarang ini begitu banyak penyimpangan yang terjadi mewarnai pembangunan bangsa ini, termasuk penyimpangan akidah." 

Dikatakan Kamaruddin, salah satu contoh begitu banyaknya masyarakat Indonesia termasuk di Aceh, yang mudah terjebak dalam organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). 

"Masyarakat saat ini seperti tidak ada pegangan hidup dan mudah terombang – ambing. Orang begitu mudah melakukan penculikan seperti yang terjadi baru-baru ini di Geurugoek Kabupaten Bireuen provinsi Aceh. Saling Bunuh membunuh, sepertinya sudah hal biasa ditengah masyarakat," katanya pula.

"Masyarakat saat ini ibarat bagai berpegang pada cabang – cabang atau ranting – ranting pepohonan, bukan berpegang pada pokok atau batangnya. Masyarakat mudah sekali terprovokasi, dan terpengaruh pada ajakan tertentu. Mudah mempercayai bujukan tanpa melihat referensi yang utama yakni pada Al-qur’an dan Hadist bagi yang beragama islam," pungkas Kamaruddin Hasan. (DY/DS) 

tunggu 60 detik untuk memberikan komentar lagi. komentar anda akan dimoderasi sebelum diterbitkan
Cancel Preview
Cancel Preview
00:00:00 / 00:00:00